fbpx

Para Fisikawan Difabel yang Mewarnai Dunia Kita

Para fisikawan berikut ini tidak melulu keren dalam pencapaian mereka, tapi juga ketekunan dalam belajar sambil lalu menghadapi kemalangan.

Siapa saja mereka dan bagaimana mereka mengubah dunia?

1. Albert Einstein
Kamu mungkin perlu diingatkan kembali pada Albert Einstein. Jika tidak, ini sedikit penyegar: Ia seorang fisikawan Jerman yang menerbitkan formula persamaan massa-energi (E=mc2) pada 1905, merampungkan General Theory of Relativity-nya pada 1915, dan menemukan photoelectric effect, sebuah langkah penting dalam perkembangan Teori Kuantum. Apalagi yang keren darinya? Meski autisme saat itu belum ditemukan hingga Einstein meninggal dunia, banyak orang yang percaya bahwa ia sebenarnya mengalami autisme (kemungkinan Asperger’s Syndrome). Einstein memiliki kesulitan dalam berinteraksi, belajar di sekolah, dan tidak suka disentuh. Orang lain di sekitarnya, bagaimana pun, menganggap bahwa apa yang terjadi padanya ini merupakan pengaruh baik dari kegemarannya yang sangat tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Bersama dengan para penemu lain seperti Henry Ford dan Leonardo Da Vinci, Einstein juga menderita dyslexia.

2. Isaac Newton
Fisikawan keren lainnya, Sir Isaac Newton, juga diduga mengalami autisme. Newton kadang lupa makan karena ia terlalu fokus mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia menderita kegagapan dalam berbicara dan epilepsy sepanjang hidupnya.

Menurut Mental Floss, seorang anggota parlemen pernah mengisahkan tentang Newton, “Ia sangat menyadari bahwa ia mengalami kesulitan berbicara. Ia meminta agar jendela gedung parlemen ditutup agar orang-orang di luar ruangan tidak mendengar kegagapannya.” Di samping kekurangannya itu, ia tetap masyhur sebagai fisikawan dan matematikawan dengan teori gravitasi dan penemuan lain selama Revolusi Ilmu Pengetahuan pada abad ketujuhbelas. Tidak sekedar itu, Newton juga menulis “Principia,” diakui sebagai sebuah buku yang sangat berpengaruh di bidang fisika dan bahkan pada semua disiplin ilmu pengetahuan.

3. Thomas Edison
Edison adalah seorang pengusaha dan fisikawan yang menemukan phonograph, gambar bergerak pada kamera dan bola lampu pijar atau bohlam. Ia memiliki hambatan belajar, gangguan pendengaran, dan diabetes. Karena kelambanan belajarnya itu, Edison tidak dapat membaca hingga berumur dua belas tahun. Ia mulai kehilangan daya pendengarannya sejak muda dan hampir tuli total akibat penyakit jengkering, ditambah lagi dengan beberapa infeksi telinga yang tidak tertangani. Edison meninggal di rumahnya karena diabetes pada 1931.

4. Stephen Hawking
Hawking, fisikawan dan kosmolog Inggris, terkenal di bidang kosmologi. Relativitas Umum, dan Quantum Gravity (secara spesifik black holes dan singularitas). Ia menderita pelemahan akibat penyakit yang dikenal dengan amytrophic lateral sclerosis (ALS), atau “Lou Gehrig’s disease” sejak umur 21 tahun. Ketika didiagnosis, dokter keliru memprediksi apakah Hawking akan bertahan hidup dua atau tiga tahun setelah itu. Tetapi ia bertahan dan terus berjasa pada ilmu pengetahuan. Hawking menjadi teladan bagi penyandang disabilitas sejak 1990-an, menyampaikan kuliah dan berkontribusi pada banyak penggalangan dana. Pada Juli 2015, Hawking turut meluncurkan “Breakthrough Initiatives,” dikenal dengan “sebuah program yang ditujukan untuk mengeksplorasi sains dan teknologi dan pencarian jawaban atas pertanyaan besar kehidupan: Apakah kita sendiri?”

Diterbitkan pertama kali oleh Curiosity Staff di Curiosity pada 9 Desember 2016. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Mahalli di website ini untuk tujuan pendidikan.

Open chat
1
Need help?
PLD UB
Hello, can we help you?